Minggu, 08 Mei 2011

Kamu sebaik apa yang kamu yakini

Dikisahkan, tentang seorang ayah dan anak yang sedang berjalan - jalan dengan seekor kudanya yang bertubuh kecil. Si anak menaiki kudanya dan sang ayah menuntun kudanya didepan, Kemudian ia berjalan melewati sebuah desa dan bertemu dengan penduduk disana, tak lama kemudian orang didesa tersebut berteriak" dasar anak tak bersopan santun, berani - beraninya menyuruh orang tuanya untuk menuntun kudanya sedangkan ia enak - enak  menaiki kuda. kemudian si anak pun turun, dan menyuruh sang ayah yang menaiki kudanya, dan ia pun yang menuntun kudanya di depan. mereka berdua pun melewati desa lain yang tak jauh dari desa sebelumnya. mereka juga bertemu sekelompok penduduk desa yang sedang duduk - duduk, dan kemudian orang - orang itupun saling  berbisik - bisik pelan namun masih bisa terdengar di telinga kedua ayah beranak tersebut. "Coba lihat...Orang tua tak punya otak yang menyuruh anaknya yang  sekecil itu untuk menuntun kudanya, kemudian sang ayah pun terperanjat, lalu segera berhenti dan mengajak anaknya untuk menaiki kuda kecil itu berdua.Kemudian mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka dan sampailah di desa berikutnya. Tak berbeda jauh dari nasib mereka sebelumnya, kali ini mereka juga mendapat celaan dan komentar yang lain dari warga di desa itu, " Apakah kalian berdua tidak memiliki hati nurani, lihatlah kuda kecil kalian, bayangkan saja kuda sekecil ini kalian naiki berdua, lantas apa kalian tidak memiliki rasa belas kasihan...????. Sang ayah pun semakin bingung, dan kemudian memutuskan untuk mengikat kaki kuda kecil itu lalu memanggulnya, mereka pun melajutkan perjalanan mereka. ditengah perjalanan mereka pun masih diejek oleh seseorang, " Apakah kau sudah gila, memanggul seekor kuda ???".
Sang ayah terdiam dan terus melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan semua perkataan orang lain, kemudian terhenti disuatu tempat karena ia tersadar beban seekor kuda itupun juga terasa berat. kemudian ia memutuskan untuk melepas ikatan kaki kuda itu, dan beristirahat dibawah pohon, sambil memikiran apa yang sudah dilaluinya sepanjang hari tadi. Ia pun berkata kepada anaknya, " wahai anakku, sebenarnya apa yang kita yakini itu adalah kita, dan sadarilah apapun yang kita lakukan pasti akan banyak sekali reaksi dan komentar - komentar yang kita terima, kita hanya sebaik yang kita yakini. Anggap saja kata mereka itu sebagai pemanis kehidupan saja, jika baik, ambil lah untuk menjadi sebuah pelajaran namun jangan mengubah apa yang menjadi kebenaran dari keyakinan kita ".             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Jejakmu Kawan !!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...